Rabu, 09 Desember 2009

Pengalamanku di Pramuka

Tak pernah terlintas dalam benakku untuk jadi peserta Lomba Tingkat IV Jawa Timur. Rasanya seperti mimpi. Semua itu berawal dari perkemahan-perkemahan yang diadakan oleh Gudep, tingkat Kecamatan, Kabupaten dan akhirnya menjadi kontingen Sumenep yang mewakili pramuka-pramuka dari sekolah lain.

Tak banyak yang bisa ku katakan, kecuali rasa syukur kepada Allah karena telah mempercayai sekolahku sebagai utusan dari Sumenep.Bukan hanya sekolahku yang telah menjadi utusan dari Sumenep, tetapi juga dari Pondok Pesantren Annuqayah. Banyak ilmu dan pengetahuan lain yang didapatkan dan tidak ku dapatkan dari sekolah.


Banyak pengalaman-pengalaman yang tak bisa ku lupakan dimana pada saat itu pembina pramukaku terakhir membinanaku. Beliau terlalu sabar dalam mendidik adik-adiknya. Bahkan beliau rela berkorban demi adik-adiknya dan tidak pernah membunuh semangatnya. Walau ku tak mengerti, tapi beliau tetap sabar dalam membimbing.

Sungguh, ku terlalu kehilangan beliau. Beliau yang telah mendidikku selama tiga tahun,tapi begitu cepat Allah memanggilnya. Sungguh tak kuasa hati ini menahan semuanya. "Kakak, pengorbananmu tak ada bandingnya. Engkaulah sebaik-baiknya pembina. Doakan adik-adikmu semoga bisa menjadi penerusmu."
.

Budaya Ketimuran Madura


Madura adalah suatu pulau yang dipisahkan sebuah selat dari pulau Jawa, yaitu selat Madura. Madura terbagi menjadi 4 Kabupaten,yaitu dimulai dari yang paling barat adalah Bangkalan, Sampang Pamekasan dan Sumenep. Pulau Madura mempunyai banyak kesenian dan budaya. Salah satunya adalah budaya Ketimuran.

Banyak penduduk luar Madura yang menganggap orang Madura itu keras, tapi semua itu tidak sesuai dengan kepribadian penduduk asli Madura. Mereka tidak pernah praktik lapangan untuk melihat sendiri tentang Madura. Madura yang hanya terdiri dari 4 Kabupaten memiliki banyak nilai estetika.

Ketika kita melihat budaya kebaratan sungguh sangat jauh perbandingannya dengan budaya ketimuran kita. Pasti nilai-nilai budaya timur lebih baik dari pada budaya barat. Semisal cara berpakaian kita dibandingkan dengan budaya barat, pasti lebih sopan dan lebih baik cara berpakaian budaya timur dari pada budaya barat yang serba terbuka dan jauh dari batas-batas kesopanan.

Madura adalah pulau yang masih kental dari ajaran Islam dan masih berpegang teguh pada budaya timur. Semua itu tidak lepas dari para ulama dan pondok pesantren yang turut memberi ikatan kuat pada pulau tercinta kita, agar tetap berpegang teguh pada budaya timur yang baik dan tidak memberi jalan masuk budaya barat dan membius norma-norma dan kaedah-kaedah masyarakat Madura.

Masyarakat Madura juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama makhluk ciptaanNYA. Masyarakat Madura mampu beriteraksi kepada siapa saja, tidak mengenal perbedaan Itulah indahnya rasa kekeluargaan yang tercipta oleh manyarakat Madura yang mayoritas penduduknya beragama Islam.