15W on the ramp at Friday Harbor Airport in Washington.
Resume
Ketika ada seseorang mengatakan bahwa dirinya mempunyai
pesawat, kebanyakan orang akan menanyakan beberapa pertanyaan yang sama untuk
menjawab rasa penasaran mereka. Pertanyaan yang mereka tanyakan yaitu seputar
harga pesawat, berapa jumlah orang yang bisa dibawa, seberapa jauh pesawat itu
bisa terbang, dan sudah pernah kemana sajakah dengan pesawat yang dimiliki. Hal
tersebut penting ditanyakan karena pada umumnya, populasi penerbangan saat ini
lebih sedikit daripada 25 tahun yang lalu. Pabrik – pabrik pesawat berhenti
memproduksi dikarenakan penurunan minat masyarakat untuk memiliki dan belajar ‘terbang’.
Saat ini, terjadi
penurunan kuantitas yang sangat drastis pada seorang pilot pribadi. Harga yang
meroket menjadi penyebab utama untuk melakoninya. Untuk mendapat lisensi sebagai
pilot pribadi, dipatok dengan harga yang lumayan mencengangkan. Rinciannya
yaitu $100-$150 per jam untuk instruktur penerbangan, $100-$150 per jam untuk
sewa pesawat dan bahan bakar. Setelah dijumlah menjadi sekitar $200-$300 per
jam dan dikalikan dengan 40 jam sehingga estimasi kasarnya adalah $8000 sampai $12000,
dan itu masih merupakan harga minimum. Dengan
harga yang begitu mahal, minat masyarakat menjadi kecil sehingga bidang
penerbangan kekurangan pilot yang handal. Dengan alasan seperti itulah
masyarakat pada saat ini cenderung menyalahkan pilot ketika terjadi kecelakaan
pesawat dikarenakan pengalaman pilot yang kurang dan pemahaman pilot yang tidak
berkelas.
Namun ada
beberapa orang yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Mereka mengatakan
bahwa faktor pilot bukanlah penyebab terjadinya kecelakaan melainkan faktor
dari banyaknya komponen pesawat yang mulai tua dan tidak layak pakai tetapi
masih saja mendapatkan ijin terbang. Rusaknya komponen ini disebabkan kurangnya
bahan bakar yang ada di pesawat. Ketika pesawat sudah saatnya isi bahan bakar,
namun pihak yang bertanggungjawab tidak melakukannya sehingga menyebabkan
terjadinya pengkaratan pada pesawat. Hal itu dianggap lebih dominan dan paling
fatal daripada faktor pilot seperti yang dikatakan sebelumnya. Selain itu,
pilot di jaman sekarang sudah ‘melek’ teknologi dimana tiap kali penerbangannya
telah terhubung dengan GPS. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pesawat akan
di instruksikan melalui teknologi tersebut seperti takeoff dan landing.
Dengan
adanya pendapat – pendapat yang berbeda, maka perlu ditekankan bahwa:
1.
Sebagai pilot, kedisiplinan
menjadi hal yang mutlak. Pilot juga harus memastikan kesiapan pesawat untuk
lepas landas sehingga bisa mengurungi risiko yang ada. Salah satu hal yang
harus pilot ketahui yaitu kapan dia harus terbang dan kapan harus delay dengan
melihat faktor cuaca saat itu.
2.
Tujuan ‘terbang’. Sebelum
melakukan penerbangan, tujuan pesawat harus jelas dan tepat. Jalur mana yang
harus dilalui, tantangan apa yang akan dilewati (seperti pegunungan atau di
atas lautan), dan keadaan mesin pesawat yang tentu saja sangat berpengaruh pada
pesawat untuk sampai pada tujuan.
Dalam pengoperasian pesawat membutuhkan
adanya simulator, sehingga dengan mudah melakukan perkiraan take off dan
landing. Tetapi simulator melupakan hal kecil seperti baling-baling kecil
pesawat, kecepatan rendah, gerakan yang sangat cepat, dan perlambatan putaran pada jalan terakhir. Mengatur
siasat untuk landasan terbang lebih sulit daripada take off dan landing. Untuk
melakukan persiapan take off membutuhkan
waktu sekitar 30 menit.
Pesawat murah dibeli tapi tidak murah
untuk terbang. Dalam penerbangan, 100
jam penerbangan per tahun dalam pesawat yang haus akan menghabiskan $10 bahan
bakar. FAA menguji persyaratan penyimpanan listrik dan menjaga kapasitas
baterai. Hal ini dilakukan untuk penerbangan diesel khususnya Jet-A dan #2.
Jat-A memiliki sifat anti-gel, sedangkan #2 lebih murah.
Ada yang menanyakan tentang penerbangan
malam hari. Tentu saja ada yang pro dan kontra. Setuju karena untuk pilot
pribadi ada kelas baru dari lisensi yang disebut olahraga pilot, sehingga tidak
ada batas penerbangan malam. Sebaliknya, dengan adanya penerbangan malam akan
banyak kehilangan jejak, sehingga membutuhkan instrumen penilaian untuk
penerbangan malam.
Saat ini, untuk menyewa pesawat sangat
sulit dan mahal untuk lintas Negara. Tidak layak untuk membeli pesawat pribadi
dengan jarak yang jauh kecuali menghabiskan banyak uang. Pada sekolah
penerbangan tidak mungkin untuk melepaskan pesawat untuk penyewaan selama 9
hari karena penerbangan dilakukan selama 3 jam atau 6 jam total.
Banyak yang berpendapat bahwa terbang
hanya untuk kesenangan karena setiap orang bisa menikmati pemandangan sepanjang
jalan. Ketika seorang pilot pribadi terbang sendiri membutuhkan adanya lisensi.
Untuk mendapatkan lisensi pilot pribadi dengan melakukan kursus glider karena
kepandaian penerbangan dan pengalamannya yang murni serta tidak mebutuhkan
banyak biaya.
Ada juga pendapat untuk menyeberangi
perbatasan tidak membutuhkan adanya birokrasi. Yang seharusnya seorang pilot
pribadi lakukan adalah mengajukan rencana penerbangan (dari mana dan tujuan) dengan
mengisi formulir web, memiliki radio di pesawat. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya putus kontak dengan pilot. Jika terjadi sesuatu dengan
pesawat, pihak bea cukai bisa memantau dengan adanya informasi yang ada pada
formulir, sehingga memudahkan saat melacak.Tetapi sebagian besar persyaratan
untuk penerbangan tergantung perbatasan wilayah udara karena setiap Negara
berbeda-beda.
Mungkin bisa membuat pesawat yang hanya
membutuhkan sedikit bahan bakar dengan mesin yang efisien, lebih ringan, dan
aerodinamis. Tetapi hal itu akan mengakibatkan pada lepas landas yang lebih
tinggi, sehingga membuat pesawat sulit untuk terbang dan kurang aman ketika
terjadi pendaratan darurat. Hal ini bisa memicu banyaknya tingkat kecelakaan
pesawat karena pembuatan pesawat dengan kualitas yang rendah untuk mengurangi
bebab biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar