Sabtu, 27 April 2013

Multilevel Feedback Queue



Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah algoritma inimengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka prosesitu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah. Hal ini menguntungkan proses interaksi karenaproses ini hanya memakai waktu CPU yang sedikit. Demikian pula dengan proses yang menungguterlalu lama. Proses ini akan dinaikkan tingkatannya. Biasanya prioritas tertinggi diberikan kepadaproses dengan CPU burst terkecil, dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan M/K dapat terussibuk. Semakin rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.

Gambar 1. Multilevel Feedback Queue


Algoritma ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain:
a.         Jumlah antrian.
b.         Algoritma penjadwalan tiap antrian.
c.         Kapan menaikkan proses ke antrian yang lebih tinggi.
d.        Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih rendah.
e.         Antrian mana yang akan dimasuki proses yang membutuhkan.

Dengan pendefinisian seperti tadi membuat algoritma ini sering dipakai, karena algoritma ini mudahdikonfigurasi ulang supaya cocok dengan sistem. Tapi untuk mengatahui mana penjadwal terbaik,kita harus mengetahui nilai parameter tersebut.

Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma multilevelqueue. Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue dengan multilevel queuebiasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses berpindah dari satu antrian ke antrianlainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah ataupun lebih tinggi, misalnya pada contohberikut:
1.         Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 (quantum = 8 ms).
2.         Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dandipindahkan ke queue 1 (quantum = 16 ms).
3.         Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses diqueue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2.
4.         Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.

Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam hal iniditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya penerapan algoritma multilevel feedbackqueue akan diterapkan dengan mendefinisikan terlebih dahulu parameter-parameternya, yaitu:
1.         Jumlah antrian.
2.         Algoritma internal tiap queue.
3.         Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi.
4.         Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah.
5.         Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.

Contoh: Terdapat tiga antrian; Q1=10 ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang masuk,masuk ke antrian Q1. Jika dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut dipindahkan ke Q2. Jikadalam 40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3. Berdasarkan hal-hal di atas makaalgoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Padazaman sekarang ini algoritma multilevel feedback queue adalah salah satu yang paling banyakdigunakan.



Daftar Rujukan :

Tidak ada komentar: