Minggu, 16 Maret 2014

Ke-21, Sehatlah Selalu untuk Menuai Hasil

Menjelang hari H, hari kelahiranku. Tak ada telpon. Dan tiba-tiba ada suara pesan masuk. Isinya:
"Anakku..., smenjak ibu & bpk nikah Pebruari 92, kami  memohon kpd Allah agar cpt dkaruniai ank prmpuan, Alhamdulillah Allah tlh mengabulkan doa kami, kmudian kami berharp smg ankku menjadi ank yg taqwa kpd Allah, mengabdi pd ortu, punya rasa sosial yg tinggi , mandiri, tdk mencemarkn nama baik
keluarga, smua itu tlh kami rasakn & smg Allah tetap mengabulkan doa & cita2 kami, amin.anakku., hari ini kau sdh mmasuki usia yg k 21, tentunya usiamu tlh bertambah &smakin dewasa, " Slmt Ulang Tahn yg ke 21, Anakku, smg kita panjang umur & Allah selalu melindungi kita.Amin. ( Bpk, ibu, adik )"

Tulisan ini yang berhasil membuatku menitikkan air mata di pagi hari. Banyak pertanyaan dalam benakku. Sudahkah aku membahagiakan beliau? Sudahkah aku menjadi anak yang beliau harapkan? Benarkah ini yang beiau inginkan? Terima kasih ibu telah berjuang membawa aku ke dunia ini. Melawan mautpun kau sanggup demi anakmu. Maafkan anakmu yang belum bisa membuatmu bangga.Terima kasih bapak atas didikanmu yang keras ketika aku kecil dulu. Sekaranglah aku mengerti maksud didikanmu. Keras tapi tidak diluar batas. Mungkin menurutmu belum berhasil karena aku masih dalam tanggunganmu. Tapi aku benar-benar merasakan didikanmu.

Dari pernyataanmu, aku telah melaksanakan keinginanmu. Tapi sebenarnya itu belum. Aku belum melaksanakan seutuhnya. Aku masih membutuhkan bimbinganmu. Semoga Allah selalu memberi kesehatan pada kalian, sehingga aku bisa membuat kalian bangga. Sehatlah terus untuk menuai hasil. Terima kasih doa kalian. Aku sayang kalian, ibu, bapak, adik.

Tidak ada komentar: