Jumat, 07 Maret 2014

Questions People Ask When I Tell Them I Own an Airplane

       
15W on the ramp at Friday Harbor Airport in Washington.

 Pada bahasan kali ini, saya akan memaparkan hasil resume artikel dari tugas Bahasa Inggris Teknik II. Bahan ini diambil dari forum diskusi online https://news.ycombinator.com/item?id=7269061. Ini merupakan hasil kerja saya dengan teman saya Sri Murti Wirandini. Inti dari pembahasan kali ini mengenai pilot pesawat. Mari kita ulas resume hasil kerjaan kita. Selain membaca hasil resume kita, kalian juga bisa membaca diskusi langsung dari pembahasan tersebut seperti yang ada pada link di atas.

Resume 

          Ketika ada seseorang mengatakan bahwa dirinya mempunyai pesawat, kebanyakan orang akan menanyakan beberapa pertanyaan yang sama untuk menjawab rasa penasaran mereka. Pertanyaan yang mereka tanyakan yaitu seputar harga pesawat, berapa jumlah orang yang bisa dibawa, seberapa jauh pesawat itu bisa terbang, dan sudah pernah kemana sajakah dengan pesawat yang dimiliki. Hal tersebut penting ditanyakan karena pada umumnya, populasi penerbangan saat ini lebih sedikit daripada 25 tahun yang lalu. Pabrik – pabrik pesawat berhenti memproduksi dikarenakan penurunan minat masyarakat untuk memiliki dan belajar ‘terbang’.
            Saat ini, terjadi penurunan kuantitas yang sangat drastis pada seorang pilot pribadi. Harga yang meroket menjadi penyebab utama untuk melakoninya. Untuk mendapat lisensi sebagai pilot pribadi, dipatok dengan harga yang lumayan mencengangkan. Rinciannya yaitu $100-$150 per jam untuk instruktur penerbangan, $100-$150 per jam untuk sewa pesawat dan bahan bakar. Setelah dijumlah menjadi sekitar $200-$300 per jam dan dikalikan dengan 40 jam sehingga estimasi kasarnya adalah $8000 sampai $12000, dan itu masih merupakan harga minimum.  Dengan harga yang begitu mahal, minat masyarakat menjadi kecil sehingga bidang penerbangan kekurangan pilot yang handal. Dengan alasan seperti itulah masyarakat pada saat ini cenderung menyalahkan pilot ketika terjadi kecelakaan pesawat dikarenakan pengalaman pilot yang kurang dan pemahaman pilot yang tidak berkelas.
            Namun ada beberapa orang yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Mereka mengatakan bahwa faktor pilot bukanlah penyebab terjadinya kecelakaan melainkan faktor dari banyaknya komponen pesawat yang mulai tua dan tidak layak pakai tetapi masih saja mendapatkan ijin terbang. Rusaknya komponen ini disebabkan kurangnya bahan bakar yang ada di pesawat. Ketika pesawat sudah saatnya isi bahan bakar, namun pihak yang bertanggungjawab tidak melakukannya sehingga menyebabkan terjadinya pengkaratan pada pesawat. Hal itu dianggap lebih dominan dan paling fatal daripada faktor pilot seperti yang dikatakan sebelumnya. Selain itu, pilot di jaman sekarang sudah ‘melek’ teknologi dimana tiap kali penerbangannya telah terhubung dengan GPS. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pesawat akan di instruksikan melalui teknologi tersebut seperti takeoff dan landing.
            Dengan adanya pendapat – pendapat yang berbeda, maka perlu ditekankan bahwa:
1.      Sebagai pilot, kedisiplinan menjadi hal yang mutlak. Pilot juga harus memastikan kesiapan pesawat untuk lepas landas sehingga bisa mengurungi risiko yang ada. Salah satu hal yang harus pilot ketahui yaitu kapan dia harus terbang dan kapan harus delay dengan melihat faktor cuaca saat itu.
2.      Tujuan ‘terbang’. Sebelum melakukan penerbangan, tujuan pesawat harus jelas dan tepat. Jalur mana yang harus dilalui, tantangan apa yang akan dilewati (seperti pegunungan atau di atas lautan), dan keadaan mesin pesawat yang tentu saja sangat berpengaruh pada pesawat untuk sampai pada tujuan.
Dalam pengoperasian pesawat membutuhkan adanya simulator, sehingga dengan mudah melakukan perkiraan take off dan landing. Tetapi simulator melupakan hal kecil seperti baling-baling kecil pesawat, kecepatan rendah, gerakan yang sangat cepat,  dan perlambatan putaran pada jalan terakhir. Mengatur siasat untuk landasan terbang lebih sulit daripada take off dan landing. Untuk melakukan persiapan take off  membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Pesawat murah dibeli tapi tidak murah untuk terbang.  Dalam penerbangan, 100 jam penerbangan per tahun dalam pesawat yang haus akan menghabiskan $10 bahan bakar. FAA menguji persyaratan penyimpanan listrik dan menjaga kapasitas baterai. Hal ini dilakukan untuk penerbangan diesel khususnya Jet-A dan #2. Jat-A memiliki sifat anti-gel, sedangkan #2 lebih murah.
Ada yang menanyakan tentang penerbangan malam hari. Tentu saja ada yang pro dan kontra. Setuju karena untuk pilot pribadi ada kelas baru dari lisensi yang disebut olahraga pilot, sehingga tidak ada batas penerbangan malam. Sebaliknya, dengan adanya penerbangan malam akan banyak kehilangan jejak, sehingga membutuhkan instrumen penilaian untuk penerbangan malam.
Saat ini, untuk menyewa pesawat sangat sulit dan mahal untuk lintas Negara. Tidak layak untuk membeli pesawat pribadi dengan jarak yang jauh kecuali menghabiskan banyak uang. Pada sekolah penerbangan tidak mungkin untuk melepaskan pesawat untuk penyewaan selama 9 hari karena penerbangan dilakukan selama 3 jam atau 6 jam total.
Banyak yang berpendapat bahwa terbang hanya untuk kesenangan karena setiap orang bisa menikmati pemandangan sepanjang jalan. Ketika seorang pilot pribadi terbang sendiri membutuhkan adanya lisensi. Untuk mendapatkan lisensi pilot pribadi dengan melakukan kursus glider karena kepandaian penerbangan dan pengalamannya yang murni serta tidak mebutuhkan banyak biaya.
Ada juga pendapat untuk menyeberangi perbatasan tidak membutuhkan adanya birokrasi. Yang seharusnya seorang pilot pribadi lakukan adalah mengajukan rencana penerbangan (dari mana dan tujuan) dengan mengisi formulir web, memiliki radio di pesawat. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya putus kontak dengan pilot. Jika terjadi sesuatu dengan pesawat, pihak bea cukai bisa memantau dengan adanya informasi yang ada pada formulir, sehingga memudahkan saat melacak.Tetapi sebagian besar persyaratan untuk penerbangan tergantung perbatasan wilayah udara karena setiap Negara berbeda-beda.
Mungkin bisa membuat pesawat yang hanya membutuhkan sedikit bahan bakar dengan mesin yang efisien, lebih ringan, dan aerodinamis. Tetapi hal itu akan mengakibatkan pada lepas landas yang lebih tinggi, sehingga membuat pesawat sulit untuk terbang dan kurang aman ketika terjadi pendaratan darurat. Hal ini bisa memicu banyaknya tingkat kecelakaan pesawat karena pembuatan pesawat dengan kualitas yang rendah untuk mengurangi bebab biaya.

Tidak ada komentar: